Sabtu, 25 Oktober 2014

Pembelian


A.            Proses Keputusan Membeli
Menurut Kotler (2000) tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu:
1.    Pengenalan masalah
Merupakan tahap pertama proses keputusan pembeli, yaitu ketika konsumen mengenali adanya masalah atau kebutuhan.
2.    Pencarian informasi
Tahap yang merangsang konsumen untuk mencari informasi lebih banyak, konsumen mungkin hanya meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi dari sumber-sumber atau beberapa alternatif.
·      Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.
·      Sumber komersial: iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan.
·      Sumber publik: media massa, organisasi penilai konsumen.
·      Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk.
3.    Evaluasi alternatif
Tahap ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dan perangkat pilihan.
4.    Keputusan membeli
Tahap ketika konsumen benar-benar membeli produk setelah mengevaluasi alternatif yang ada dan mempelajarinya agar meyakinkan untuk mengambil suatu keputusan.
5.    Tingkah laku pasca pembelian
Tahap ketika konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas dan tidak puas. Sehingga dapat mengevaluasi alternatif lain yang ada setelah melakukan alternatif.
Berdasarkan teori-teori di atas bahwa seorang konsumen sebaiknya mengikuti proses-proses tersebut dalam menjalani kegiatan ekonomi dalam bidang konsumsi, sehingga para konsumen dapat seksama menjalani dan mempelajari apa-apa yang harus dilakukan dalam proses transaksi.
B.            Memilih Alternatif Terbaik
Terjadinya transaksi pembelian (dipandang dari sisi pemasaran) yaitu pembelian yang direncanakan, biasanya terjadi berdasarkan kebutuhan, artinya si konsumen memang membutuhkan barang-barang tertentu. Dalam hal pembelian yang telah direncanakan, biasanya konsumen telah memiliki pengetahuan yang lengkap tentang produk yang hendak mereka beli. Misalnya pengetahuan tentang merek, harga, kemasan, keandalan, pelayanan, dan lain sebagainya. Perhatian utamanya adalah pada barang-barang yang biasa atau terbiasa dikonsumsi/gunakan, kecuali ada rangsangan-rangsangan tertentu dari produk substitusi sehingga si konsumen melihat manfaat lebih dari produk substitusi tersebut. Sedangkan pembelian yang tidak direncanakan terjadi karena konsumen melihat atau merasakan manfaat lain dari manfaat utama produk yang mereka beli.
C.            Memilih Sumber-sumber Pembelian
Sumber-sumber pembelian intern antara lain:
a.    Motivasi
Merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan sesorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima. Seperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status), dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).
b.    Belajar
Proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk meciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu orang berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seorang individu yang bersumber dari pengalaman.
Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kencederungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.
c.    Kepribadian
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur, tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk.
Sumber-sumber pembelian ekstern antara lain:
a.    Kebudayaan
Faktor budaya adalah salah satu pengaruh yang paling berdampak luas dalam perilaku konsumen. Contohnya seorang konsumen yang sudah sangat cinta dengan kebudayaan bangsanya, sehingga ia selalu menggunakan produk dalam negeri dan tidak mau menggunakan produk luar. Namun tidak semua konsumen seperti itu, masih terdapat konsumen-konsumen yang tidak memiliki jiwa kebudayaan yang melekat utuh di dalam dirinya, sehingga ia masih dengan mudah terpengaruh oleh kebudayaan asing dan menggunakan produk-produk dari luar.
b.    Kelompok Sosial dan Referensi
Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitar dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli. Faktor sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu:
·      Kelompok acuan: semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap sikap/perilaku seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok, maka konsumen dapat membuat keputusan konsumsi.
·      Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari.
·      Peran: meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merek dapat menggambarkan peran dan status pemakainya.
c.    Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga tergantung pada produk, iklan dan situasi. Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua macam keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orang tua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan.

Kamis, 23 Oktober 2014

Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian

Dalam perilaku konsumen, evaluasi alternatif sebelum pembelian itu sangat perlu, karena yang namanya membeli kitapun sebagai konsumen juga harus teliti betul dengan barang yang ingin kita beli. Karena tekadang, meskipun barang yang dipasarkan bagus pasti terkadang ada cacatnya. Kemudian yang kedua hal yang biasa terjadi itu harganya, yang sebenarnya harga tersebut aslinya sangat murah, tetapi jika kita tidak teliti dan pintar-pintar dalam membeli kita juga akan tertipu dengan penjualan yang harganya cukup mahal. Kemudian dari segi kualitasnya, terkadang harga mahal tidak menjamin bahwa barang tersebut merupakan barang yang bagus, sama saja tas mahal dengan kulit sapi atau kulit lainnya, apabila tidak dirawat lama-kelamaan pasti kulit tersebut akan mengelupas dengan sendirinya. Dan malahan terkadang tas dengan harga urah malah justru barangnya lebih bagus dibandingkan dengan tas yang harganya lebih mahal. Lalu dari segi keterkenalan barang tersebut, terkadang barang yang tidak terkenal bisa disebut sebagai barang yang tidak laku, atau bisa jadi barang tersebut memang tidak banyak peminatnya atau bisa jadi barang tersebut memang limited edition (satu-satunya). Pasti barang yang namanya sarang satu-satunya biasanya dijual di toko-toko tertentu dan memang sengaja diproduksi hanya satu barang itu saja, dan harganyapun juga lumayan mahal, apabila barang itu bagus. Namun lain halnya jika barang yang tidak laku atau tidak banyak peminatnya, itu biasanya barang tersebut tidak bagus atau tidak menarik para konsumen sehingga barang terseut tidak laku terjual. Biasanya jika di mall-mall apabila banyak barang yang cacat sedikit atau tidak laku, biasanya mereka akan mengadakan cuci gudang dengan memberikan diskon, tujuannya agar modal mereka kembali. 
A.            Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi, salah satu aktivitas dalam proses pengambilan keputusan konsumen, memegang peranan penting dalam memprediksi perilaku pembelian konsumen. Saat konsumen melakukan aktivitas ini, mereka sedang mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat pada satu produk dan menilai atribut mana yang lebih penting untuknya yang ia gunakan sebagai dasar keputusan memilih produk (Kotler, 2005).
Philip Kotler mengemukakan, “konsumen mempelajari merek-merek yang tersedia dan ciri-cirinya. Informasi ini digunakan untuk mengevaluasi semua alternatif yang ada dalam menentukan keputusan pembeliaannya”. Menurut Sutisna, “setidak-tidaknya ada dua kriteria evaluasi alternatif. Pertama, manfaat yang diperoleh dengan membeli produk. Kedua, kepuasan yang diharapkan”. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, ketika berbagai alternatif telah diperoleh, konsumen melakukan evaluasi alternatif. Evaluasi alternatif tersebut dalam keberadaannya ditentukan oleh keterlibatan konsumen dengan produk yang akan dibelinya.
B.            Penentuan Alternatif Pilihan
Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternative-alternative pilihan. Kriteria alternative dapat muncul dalam berbagai bentuk misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan kriteria keselamatan, kenyamanan, harga, merek, Negara asal(country of origin) dan juga aspekhedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Beberapa kriteria eveluasi yang umum adalah:
1.  Harga
Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
2.  Nama Merek
Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
3.  Negara asal
Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik dari Jepan. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss merupakan produk yang handal tak teragukan.
4.  Saliensi ( Atribut yang mencolok)
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencolok (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.
C.            Menaksir Alternatif Pilihan
Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk alernatif dalam perangkat pilihan. Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian. Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali, mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi. Kadang-kadang mereka bertanya pada teman, petunjik bagi konsumen, atau wiraniaga untuk memberi saran pembelian. Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli.
D.            Menyeleksi Aturan Pengambilan Keputusan
Setelah konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh yang diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen. Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam pengambila keputusan, serta pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh konsumen.

Sumber:


Sabtu, 11 Oktober 2014

Stay Away from Smoke




So many people - youth included - mistakenly believe smoking is cool. Ads for cigarettes are all over the place,on billboards, televisions and newspapers. Although the cigarettes ads have a warning text about the dangers of smoking, people  continue to puff away.
Smoking is now restricted and banned in public places such as malls, hospitals, and on public transportation. Cigarettes ads are also banned from prime time television and only allowed to advertise in midnight. Cigarette packs now have ‘scary’ pictures of the dangerousness of smoking, like the pictures of lung cancer. All of the attempts above are intended to make smokers reduce consumption of tobacco.
Everyone knows that smoking has several disadvantages, like cancer, emphysema, and heart disease that can shorten your life. But why people is still lighting the smoke? Addiction is the answer.
People start smoking for different reasons. As stated above, some think that smoking is cool. Others start smoking because their family and friends smoke. Statistics show that 9 out of 10 of tobacco users start smoking before they’re 18 years old and become addictive as they grow old. So it will be so much easier to not start smoking at the first place.
Once you start smoking, it’s hard to stop because tobacco contains of nicotine which is highly addictive. Your body and mind will quickly become so used to the nicotine that contains in the cigarettes. Smokers feel that normal, when in fact it’s dangerous. For young people, smoking will affect the physical fitness and endurance so young smokers will feel tired most of the times. Their skin and teeth will also become darker.
Smoking is hazardous. The only thing to help a person avoid the smoking problems is staying smoke free. But it isn’t always easy when everyone around is smoking and offering cigarettes. But you have to be brave and reject cigarettes when offered. If you feel guilty for rejecting, just give them any reason like ‘I don’t like it’ or ‘Sorry, but I want to stay fit for an upcoming sport competition’.
If you smoke and want to quit, there is a lot of information and support out there, like the support group or do counseling with your parents or teacher. The easiest way is to browse the Internet for  information about how to quit. But the most important is, stay away from the cigarettes. It may be hard at first, but don’t give up. Staying smoke free will give you more benefit, like better energy, better performance, better looks, more money, and more life to live!