Jumat, 31 Januari 2014



Ridhoi kami Tuhan . . . Ridhoi kami untuk bersatu.
Semoga keputusan yang kupilih itu yang terbaik untuk ke depannya, tak ada rasa menyesal sedikitpun.
Mungkin kalau orang lain mengetahui masalah ini, mereka akan menertawakanku dan menganggapku bodoh.
Tapi aku tak peduli, aku di sini akan terus bertahan dan menuntun dia ke jalan yang benar.
Sadarkan dia Tuhan, kalau yang telah dia lakukan selama ini adalah salah.
Aku tak ingin banyak perempuan yang menjadi korbannya lagi.
Cukup aku Tuhan, cukup aku yang merasakan sakitnya dikhianati.
Mungkin memang aku juga salah, karna aku kurang tulus.
Tuhan . . .  ku mohon pada-Mu.
Aku ingin dia selalu ingat kepada-Mu.
Aku ingin dia tak mengacuhkan-Mu.
Aku ingin dia selalu berada di jalan-Mu.
Aku ingin dia tak menyakiti perempuan lagi.
Maafkan dia Tuhan . . . Maafkan dia.
Semoga ini adalah awal dari perubahan yang lebih baik lagi.
Tak ada kebohongan, kedustaan, pengkhianatan atau apapun itu.
Lindungi dia dimana pun itu.
Perjalan dia masih jauh.
Beri dia kekuatan di setiap cobaan yang dia dapatkan.
Beri kelancaran padanya untuk membahagiakan orang tua dan saudara-saudaranya.
Aku percaya dia bisa melewati masa sulit ini.
Ridhoi di setiap jalan kami . . .














Selasa, 28 Januari 2014



Sebenarnya ini aku udah tulis dan aku mau kasih ke kamu pas aku ke sana. Tapi apa daya, aku ngga bertatap muka langsung denganmu. Mohon dibaca yaa

Beribu-ribu hari telah kita lalui bersama. Berbagi dalam suka maupun duka yang kita rasakan.
Rasa menyayangi, mencintai, ingin memiliki, mengecewakan, dan menyakiti pun ada di dalamnya.
Kebaikan dan keburukan, kelebihan dan kekurangan kita masing-masing sudah tau.
Karna itu semua aku melarangmu untuk pergi meninggalkanku.
Tapi . . . apa daya, kesalahan ada di pihakku.
Hanya meminta maaf yang bisa aku lakukan.
Kamu pasti tau, betapa sayangnya aku padamu.
Perjuangan selama ini tak ingin berakhir sia-sia tanpa arti.
Ingatkah akan rencana-rencan kita?
Ingatkah akan janji-janji kita?
Ingatkah akan semua yang telah kita lakukan selama ini?
Tetaplah di sini sayang . . . di hatiku.
Genggamlah tangan ini untuk selalu bersama dalam mewujudkan apa yang kita harapkan, melewati segala kebahagiaan dan rintangan yang menghampiri kita.
Aku berharap kita akan tetap bersama selamanya.
Ingatkah akan 2 malaikat kecil kita?
Ya memang sekarang hanya khayalan. Tapi itu akan menjadi kenyataan sayang.
Jika kamu menyuruhku untuk melupakanmu, maaf aku tak bisa.
Tuhan selalu menghadirkanmu di setiap sujud dan  lantunan do’aku.
Maaf atas kesalahan yang selalu aku lakukan ke kamu.
Aku bahagia mengenalmu . . .
Aku bahagia kamu ada di hidupku . . .
Aku bahagia kamu menjadi segalanya untukku . . .
Kamu sangat berarti bagiku.
Tapi . . . aku sedih jika kamu meninggalkanku.
Aku akan terus menunggumu sayang, kembali ke pelukanku hingga waktunya tiba nanti.
Terima kasih untuk semuanya.
I’II ALWAYS LOVE YOU


Malam itu . . .
Malam itu aku memang bodoh! Melakukan kesalahan yang sama ke dia.
Malam  itu aku  mengerti keadaannya yang sedang lelah, tapi entah apa yang menguasai ego ini sampai-sampai aku melakukannya.
Tuhan . . .
Aku merindukan dia.
Aku ingin bertemu dengannya.
Aku ingin dia kembali dalam pelukanku.
Aku ingin melanjutkan perjalanan hidup ini bersama-sama dengannya.
Aku ingin mewujudkuan mimpi-mimpi indah ku bersamanya.
Tuhan . . .
Bukakan pintu hatinya untukku.
Aku tau dia masih sayang padaku.
Aku tau apa yang dia rasakan saat ini.
Aku juga tau dia merasakan apa yang aku rasakan.
Tuhan . . .
Izinkan aku memperbaiki semuanya.
Izinkan aku menebus kesalahan-kesalahan yang ku perbuat.
Izinkan aku bersamanya lagi.
Aku benar-benar butuh sosoknya.
Sampaikan kata maaf ku untuknya.
Sampaikan rasa rindu ini untuknya.
Aku akan tetap menunggu sampai waktunya tiba.
Aku akan tetap mencintainya.
Karna ku yakin semua akan indah pada waktunya.
Tuhan . . .
Kuatkan dia dalam menjalani hidup ini.
Lindungi dia dimana pun.
Beri kebahagiaan padanya.
Aku ingin selalu ada di sisinya.
Aku ingin selalu ada di saat dia membutuhkanku.
Aku ingin selalu ada di saat dia bahagia ataupun sedih.
Tuhan . . . Izinkan aku . . .

Minggu, 26 Januari 2014



Lembar demi lembar, banyak cerita yang kita tuliskan di sana.
Mungkin saat ini kitamembutuhkan lembaran baru.
Tapi yang ku ingin, lembaran baru yang akan meneruskan cerita tentang kita yang lebih indah.
Namun, saat ini yang kita tulis adalah sekadar goresan-goresan yang tidak kita inginkan.
Aku yakin, lembar demi lembar yang telah kita tulis tidak akan berakhir sia-sia.
Dan setelah kita, tulisan itu kelak akan dilanjut dengan anak cucu kita.
Lembar demi lembar itu yang sejak dulu hingga kelak akan menjadi cerita paling indah semasa hidup kita di dunia.
Kembalilah sayang, tulisan itu membutuhkan kita.
Lembar demi lembar sedang menanti kita.
Tanpa kita, semua takkan ada lagi.