Minggu, 19 April 2015

FAKTA


Fakta menunjukkan suatu kebenaran informasi, artinya hal atau peristiwa tersebut terbukti benar-benar ada. Dalam bahasa Indonesia, fakta adalah pernyataan yang tak terbantahkan kebenarannya. Pernyataan itu berupa kalimat yang ditulis berdasarkan kenyataan, peristiwa, atau keadaan yang benar-benar terjadi secara objektif. Objektif berarti dapat ditangkap oleh indra dan mengandung kepastian. Ciri-ciri fakta adalah sebagai berikut:
a.    Benar-benar ada, terjadi, dan ada buktinya
b.    Merupakan jawaban dari pertanyaan: apa, siapa, kapan, dimana, atau berapa
c.    Menunjuk pada suatu benda, orang, waktu, tempat, peristiwa, atau jumlah tertentu.

Dalam penggunaannya fakta memiliki dua sifat, yaitu:
a.    Fakta Umum
Fakta umum yaitu fakta/keadaan/peristiwa yang dapat ditemukan atau terjadi secara umum, atau sudah merupakan kelaziman.
Contoh: Matahari terbit dari timur dan terbenam di barat setiap hari.
b.    Fakta Khusus
Fakta khusus yaitu fakta/keadaan/peristiwa yang ditemukan atau terjadi secara khusus atau istimewa atau ada keadaan tertentu saja.
Contoh: Pasangan Jokowi-Jusuf Kalla memenangi pilpres tahun 2014.

Fakta sebagai unsur dasar dalam penalaran ilmiah. Menurut Minto Rahayu (2007:35), “Penalaran adalah proses berpikir yang sistematis untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat iliah. Bernalar akan membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktifitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip penalaran. Bernalar mengarah pada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseorang, karena penalaran mendidik manusia bersikap objektif, tegas, dan berani merupakan suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala kondisi”. Penulisan ilmiah mengemukakan dan membahas fakta secara logis dan sistematis dengan bahasa yang baik dan benar. Ini berarti bahwa untuk menulis penulisan ilmiah diperlukan kemampuan menalar secara ilmiah.
Selain itu dalam aspek fakta agar dapat membuat kesimpulan yang sah tentang sifat golongan tertentu yang berdasarkan satau atau beberapa yang diamati, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai klasifikasi, generalisasi dan spesifikasi, analogi, dan hubungan sebab-akibat.
1)   Klasifikasi
Membuat klasifikasi mengenai sejumlah fakta, berarti memasukkan atau menempatkan fakta-fakta ke dalam suatu hubungan logis berdasarkan suatu sistem. Suatu klasifikasi akan berhenti, tidak dapat diteruskan lagi jika sudah sampai kepada individu yang tidak dapat diklasifikasikan lebih lanjut meskipun dapat dimasukkan ke dalam suatu spesies.
2)   Generalisasi dan Spesifikasi
Dari sejumlah fakta atau gejala yang diamati, ditarik kesimpulan umum tentang sebagian atau seluruh gejala yang diamati itu. Proses penarikan kesimpulan yang dilakukan dengan cara itu disebut generalisasi. Jadi, generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Karena itu suatu generalisasi mencakup ciri-ciri esensial atau yang menonjol, bukan rincian. Di dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu dibuktikan dengan fakta yang merupakan spesifikasi atau ciri khusus sebagai penjelasan lebih lanjut.
Ungkapan yang biasa digunakan dalam generalisasi antara lain: biasanya, pada umumnya, sebagian besar, semua, setiap, tidak pernah, dan sebagainya. Dan ungkapan yang digunakan dalam penunjang generalisasi antara lain: misalnya, sebagai contoh, untuk menjelaskan hal itu, sebagai bukti, dan sebagainya.
3)   Analogi
Persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain atau membandingkan sesuatu dengan lainnya berdasarkan atas persamaan yang terdapat di antara keduanya.
Analogi terdiri dari dua macam, yaitu:
a)    Analogi penjelas (deklaratif) yaitu perbandingan untuk menjelaskan sesuatu yang baru berdasarkan persamaannya dengan sesuatu yang telah dikenal, tetapi hasilnya tidak memberikan kesimpulan atau pengetahuan yang baru.
b)   Analogi induktif yaitu suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan (referensi) tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan. Jadi, dalam analogi induktif yang perlu diperhatikan adalah persamaan yang dipakai merupakan ciri-ciri esensial penting yang berhubungan erat dengan kesimpulan yang dikemukakan.
4)   Hubungan Sebab-Akibat
Hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab-akibat, akibat-sebab, dan akibat-akibat.
a)    Penalaran sebab-akibat dimulai dengan pengamatan terhadap suatu sebab yang diketahui.
b)   Penalaran akibat-sebab dimulai dari suatu akibat yang diketahui.
c)    Penalaran akibat-akibat berpangkal dari suatu akibat dan berdasarkan akibat tersebut dan langsung dipikirkan akibat lain tanpa memikirkan sebab umum yang menimbulkan kedua akibat itu.


Sumber Referensi:


0 komentar:

Posting Komentar