Minggu, 28 Desember 2014

Curug Bidadari



Sentul Paradise Park merupakan bagian dari Sentul City yang merupakan sebuah kawasan hunian terpadu di Bogor. Mengusung konsep One Stop Recreation Forr The Whole Family Through The Beauty of Nature, Sentul Paradise Park menyediakan berbagai wahana permainan yang dipadukan dengan keindahan alam disekitar. Dan kini bagi anda yang berdomisili di Jakarta  ingin mencari wisata alami pun tak perlu jauh-jauh keluar kota mengingat jarak Sentul Paradise Park cukup dekat dengan Jakarta.

Sentul Paradise Park dibangun di area Hutan Lindung, sehingga suasana alam disekitarnya masih begitu sejuk dan asri. Yang menjadi daya tarik utama dari Sentul. Paradise Park adalah adanya sebuah air terjun setinggi 40 meter bernama Air Terjun Bidadari. Air terjun ini juga dikenal dengan air terjun Bojong Koneng karena lokasinya berada di Desa Bojong Koneng. Air terjun dengan lebar sekitar 7 meter ini berasal dari kumpulan mata air yang ada di kawasan hutan lindung. Dan kinipun Air Terjun Bidadari semakin menarik dengan adanya water park tepat dibawahnya. Water park seluas 6400 meter persegi ini dilengkapi dengan pasir putih yang didatangkan langsung dari Bangka. Pasir putih tersebut seolah membentuk garis pantai sepanjang 150 meter. Jadi selain bisa berenang, berperahu, sobatpun bisa bermain pasir putih layaknya di pantai. Terdapat berbadai jenis kolam disini diantaranya Paradise Pool yang juga merupakan kolam utama. Ada juga Wave Pool yang merupakan kolam arus yang airnya mengalir dari batu-batu alami. Dan terakhir bagi anak-anak bisa menuju ke Lazy Pool karena kedalamanya hanya setinggi lutut orang dewasa.

Karena sumber air di Air Terjun Bidadari benar-benar berasal dari alami, sehingga menjadikanya terbebas dari bahan kimia. Sobat pun tak perlu khawatir jika mengalami iritasi mata ataupun kulit akibat berenang di kolam yang mengandung bahan kimia. Bahkan sobat sesekali akan melihat kilasan pelangi akibat butiran-butiran air yang terkena sinar matahari. Pemandangan berupa pegunungan nan hijau disekitar lokasi membuat Air Terjun Bidadari di Sentul Paradise Park ini lakasana surga yang tak jauh dari ibukota. Ditambah lagi akses jalanya yang sangat mudah. Dari pintu tol Sentul City jalanlah kearah Rainbow Hill. Setelah jalan sekitar 7 Km maka sobat sudah sampai di Sentul Paradise Park.


Pantai Parangtritis


Melarikan diri dari kesibuan kota dengan berkunjung ke pantai Parangtritis yang mistis dimana tebing batu yang menjulang tinggi berdiri dramatis di tepi pantai. Pantai ini dipenuhi pasir vulkanik hitam yang berkilauan di bawah sinar matahari. Jaraknya yang hanya sekitar 28 km dari Yogya, menjadikan perjalanan dan kunjungan ke pantai ini bisa di lakukan hanya dalam sehari. Mendengarkan gemuruh ombak, merasakan air laut menyentuh kaki Anda dan merasakan udara pantai yang sejuk membelai kulit Anda merupakan pengalaman yang luar bisa. Di sini Anda juga bisa melihat beberapa bukit yang hijau subur.

Dengan ombaknya yang lumayan besar dan air lautnya yang asin akan membuat Anda merasa segar kembali. Pada malam hari, cahaya bintang di atas pantai yang berwarna hitam keperakan memberikan kesan yang mistis, dan tidak akan sulit untuk memahami mengapa kesan mistis ini menyeruak di hati Anda, karena ada banyak mitos lokal tentang daerah ini. Seluruh daerah ini dipenuhi dengan pantai, gua, danau, jalan dan kuburan, berdiam dengan cerita mistis mereka masing-masing.

Apa yang membuat Parangtritis terlihat indah adalah karena pantai ini bukan hanya merupakan tempat liburan yang mempesona, namun juga merupakan tempat suci atau kramat. Menurut legenda, ketika Anda berkunjung ke sini Anda sedang memasuki kediaman Kanjeng Ratu Kidul, Ratu dari Pantai Selatan yang dikenal dengan pakaianya yang berwarna hijau. Untuk alasan ini, Anda dilarang untuk memakai pakaian berwarna hijau ketika berada di kawasan pantai ini karena Ratu Pantai Selatan akan murka.

Penduduk di sini terus menghormati kekuatan dari Ratu Pantai Selatan. Setiap tahunnya di Parangkusumo, 1 km di barat Parangtritis, Sultan Yogya membuat upacara persembahan kepada Ratu, yang diyakini sebagai permaisuri Sultan yang mistis. Orang Jawa lainnya juga dapat memberikan persembahan ketika mereka meminta bantuan, bimbingan atau berkah dari ratu pantai selatan ini.


Sumber: http://www.indonesia.travel/ 

Candi Borobudur

Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar di dunia yang berdiri megah ibarat puzzle raksasa. Tersusun dari 2 juta balok batu vulkanik, dipahat sedemikian rupa sehingga saling mengunci satu dengan yang lain. Candi Borobudur mirip bangunan piramida Cheops di Gizeh Mesir, bedanya, Borobudur memiliki pola kepunden berundak. candi Buddha terbesar di dunia yang berdiri megah ibarat puzzle raksasa.

Candi Borobodur adalah monumen Buddha terbesar di dunia. Dibangun pada masa Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra pada tahun 824. Candi Borobudur dibangun 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa.

Candi Borobudur memiliki luas 123x123 m² dengan 504 patung Buddha, 72 stupa terawang dan 1 stupa induk. Bentuk candi ini beraksitektur Gupta yang mencerminkan pengaruh India. Setelah berkunjung ke sini Anda akan memahami mengapa Borobudur memiliki daya tarik bagi pengunjung dan merupakan ikon warisan budaya Indonesia.

Lembaga internasional dari PBB yaitu UNESCO mengakui sekaligus memuji Candi Borobudur sebagai salah satu monumen Budha terbesar di dunia. Di Candi ini ada 2672 panel relief yang apabila disusun berjajar maka panjangnya mencapai 6 km. Ansambel reliefnya merupakan yang paling lengkap di dunia dan tak tertandingi nilai seninya serta setiap adegannya adalah mahakarya yang utuh.

Sejak pertengahan abad ke-9 hingga awal abad ke-11, Candi Borobudur menjadi tempat peziarah umat Budha dari China, India, Tibet, dan Kamboja. Candi Borobudur menjadi salah satu jejak sejarah paling penting dalam perkembangan peradaban manusia. Kemegahan dan keagungan arsitektur Candi Borobudur merupakan harta karun dunia yang mengagumkan dan tak ternilai harganya.

Borobudur terdiri dari 1460 panel relief dan 504 stupa namun sebenarnya masih ada 160 panel yang sengaja ditimbun di bagian paling bawah, berisi adegan Sutra Karmawibhangga (hukum sebab-akibat). Ada pula yang menyatakan bahwa penimbunan bagian bawah tersebut untuk menguatkan bagian pondasi yang sejak awal ditemukan sudah sangat rusak.

Candi Borobudur dibangun selama 75 tahun di bawah pimpinan arsitek Gunadarma dengan 60.000 meter kubik batuan vulkanik dari Sungai Elo dan Progo yang terletak sekitar 2 km sebelah timur candi. Saat itu sistem metrik belum dikenal dan satuan panjang yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur adalah tala yang dihitung dengan cara merentangkan ibu jari dan jari tengah atau mengukur panjang rambut dari dahi hingga dasar dagu.

Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Kahulunan, sejarawan J.G. de Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah raja Mataram kuno dari dinasti Syailendra bernama Samaratungga, dan membangunan candi ini sekitar tahun 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad.

Pada awalnya, candi ini diperkirakan sebagai tempat pemujaan. J.G. de Casparis memperkirakan bahwa Bhūmi Sambhāra Bhudhāra dalam bahasa Sansekerta yang berarti "Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa", adalah nama asli Borobudur. Sebagian sejarawan juga ada yang menyatakan bahwa nama Borobudur ini berasal dari bahasa Sansekerta yaitu "Vihara Buddha Uhr” yang artinya  “Biara Buddha di Bukit”.

Candi ini berada di Jawa Tengah, di puncak bukit menghadap ke sawah yang subur di antara bukit-bukit yang renggang. Cakupan wilayahnya sangat besar, yakni berukuran 123 x 123 meter. Candi Borobudur ternyata dibangun di atas sebuah danau purba. Dulu, kawasan tersebut merupakan muara dari berbagai aliran sungai. Karena tertimbun endapan lahar kemudian menjadi dataran. Pada akhir abad ke VIII, Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra lantas membangun Candi Borobudur yang dipimpin arsitek bernama Gunadharma hinggga selesainya tahun 746 Saka atau 824 Masehi.
 
Luas bangunan Candi Borobudur ialah 15.129 m²  yang tersusun dari 55.000 m³ batu, terdiri dari 2 juta potongan batu-batuan. Ukuran batu rata-rata 25 x 10 x 15 cm. Panjang potongan batu secara keseluruhan 500 km dengan berat keseluruhan batu 1,3 juta ton. Dinding-dinding Candi Borobudur dikelilingi oleh gambar-gambar atau relief yang merupakan satu rangkaian cerita yang terususun dalam 1.460 panel. Panjang panel masing-masing 2 meter. Jadi kalau rangkaian relief itu dibentangkan maka kurang lebih panjang relief seluruhnya mencapai 3 km. Candi ini memiliki 10 tingkat, dimana tingkat 1-6 berbentuk bujur sangkar, sedangkan tingkat 7-10 berbentuk bundar. Arca yang terdapat di seluruh bangunan candi berjumlah 504 buah. Sedangkan, tinggi candi dari permukaan tanah sampai ujung stupa induk dulunya 42 meter, namun sekarang tinggal 34,5 meter setelah tersambar petir. Bagian paling atas di tingkat ke-10 terdapat stupa besar berdiameter 9,90 m, dengan tinggi 7 m.
 
Arsitektur dan bangunan batu candi ini sungguh tiada bandingannya. Candi ini dibangun tanpa menggunakan semen. Strukturnya seperti sebuah kesatuan deretan lego yang saling mengukuhkan dan  dibuat bersamaan tanpa lem sedikitpun.

Sir Thomas Stanford Raffles menemukan Borobudur pada tahun 1814 dalam kondisi rusak dan memerintahkan supaya situs tersebut dibersihkan dan dipelajari secara menyeluruh. Keberadaan Borobudur sebenarnya telah diketahui penduduk lokal di abad ke-18 dimana sebelumnya tertimbun material Gunung Merapi.

Proyek restorasi Borobudur secara besar-besaran kemudian dimulai dari tahun 1905 sampai tahun 1910. Dengan bantuan dari UNESCO, restorasi kedua untuk menyelamatkan Borobudur dilaksanakan dari bulan Agustus 1913 sampai tahun 1983. Candi ini tetap kuat meski selama sepuluh abad tak terpelihara.

Tahun 1970-an Pemerintah Indonesia dan UNESCO bekerja sama untuk mengembalikan keagungan Borobudur. Perbaikan yang dilakukan memakan waktu delapan tahun sampai dengan selesai dan saat ini Borobudur adalah salah satu keajaiban dan harta Indonesia dan dunia yang berharga.

Berbagai disiplin ilmu pengetahuan terlibat dalam usaha rekonstruksi Candi Borobudur yang dilakukan oleh Teodhorus van Erp tahun 1911,  Prof. Dr. C. Coremans tahun 1956, dan Prof.Ir. Roosseno tahun 1971. Kita patut menghargai usaha mereka memimpin pemugaran candi mengingat berbagai kendala dan kesulitan yang dihadapi tidaklah mudah. Tahun 1991 akhirnya Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO.

Candi Borobudur dihiasi dengan ukiran-ukiran batu pada reliefnya yang mewakili gambaran dari kehidupan Budha. Para arkeolog menyatakan bahwa candi Borobudur memiliki 1.460 rangkaian  relief di sepanjang tembok dan anjungan. Relief ini terlengkap dan terbesar di dunia sehingga nilai seninya tak tertandingi.  Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya. Cerita dimulai dari sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbangnya.

Monumen ini adalah tempat suci dan tempat berziarah kaum Budha. Tingkat sepuluh candi melambangkan tiga divisi sistem kosmik agama Budha. Ketika Anda memulai perjalanan mereka melewati dasar candi untuk menuju ke atas, mereka akan melewati tiga tingkatan dari kosmologi  Budhis dan hakekatnya merupakan “tiruan” dari alam semesta yang menurut ajaran Budha terdiri atas 3 bagian besar, yaitu: (1) Kamadhatu atau dunia keinginan; (2) Rupadhatu atau dunia berbentuk; dan (3) Arupadhatu atau dunia tak berbentuk.

Seluruh monumen itu sendiri menyerupai stupa raksasa, namun dilihat dari atas membentuk sebuah mandala. Stupa besar di puncak candi berada 40 meter di atas tanah. Kubah utama ini dikelilingi oleh 72 patung Budha yang berada di dalam stupa yang berlubang.


Sabtu, 27 Desember 2014

Little Things to Save the Environment



As time goes by, the earth is becoming more and more damaged. Pollution, global warming, flood, and any other environmental damage are damaging the earth. And it’s our fault. People don’t care enough to treat earth well. As youth, we have to make something to save the earth so it will be available to us in the future. We can make little changes that will have an impact. You are never too young to help to make a better environment!

Recycling
As the first step to save the earth, you could start at home by recycling any used items. Recycling is a great way to get rid of trash
and transform it into something more valuable. When we recycle paper, it will help to reduce deforestation. When you recycle plastic, new items such as bottles and carpets can be made. There are a lot of recycling project ideas on the Internet. You could also increase your creativity skills by recycling items!

Conserve energy
The water and electricity we use on  a daily basis comes from nature but we’re using too much of it. So it’s important to save it for the
future. Just do some simple things like turning off your lights when leaving the room, reducing the use of air conditioners, and saving
water by using showers. It not only helps the environment, but it also saves money!

Use eco-friendly products
By using eco-friendly products, you could save the earth. For example, buy toiletries from companies that don’t test their products on
animals, buy non-toxic products, and any products that have the eco-friendly label. If you think that eco-friendly products are too
expensive, you could always make it your own! There are many websites that provide information on this.

Participate in the neighborhood clean-up
You may often get flyers for neighborhood clean-up projects. Think about it. This helps to clean up your neighborhood, so it will look
better. At least, participate every weekend. You’ll also make friends with your neighbors!

Use public transportation
Using a car or motorcycle increases pollution. Start using public transportation instead of riding your own car or motorcycle. If your
destination is not too far, just take your bike. It’s fun and healthy!

Be the agent of change

The easiest thing to help save the environment is to encourage more people. Make your parents and friends aware of how important to keep the environment clean and save the energy. Remember, every little thing helps save the earth.

Sumber: http://sg.beritasatu.com

Warning Leads to More Run-Ins With Polar Bears



Word spread quickly: a polar bear, then two, were spotted near this remote Inuit village on the shores of Hudson Bay, about 1,800 kilometers north of Montreal.

Children were whisked indoors. Hunters armed with rifles set out from Kuujjuarapik on snowmobiles in a blizzard to kill the intruders, before the bears could get close enough to take a bite out of any of the town’s 1,500 residents.

Clashes between bears and people so far south of the Arctic were unheard of a century ago.

“Polar Bears were just stories when I was growing up in the 1920s,” said elder Alec Tuckatuck.

But there have been more and more sightings of late, he said, as warming forces the world’s largest carnivore to abandon its traditional ice-covered hunting grounds and migrate further south.

As of early December, stable ice had not yet formed on Hudson Bay, where the bears would traditionally feast on seals, adding layers of fat that would carry them through the next summer.

The summers in Kuujjuarapik are getting longer and winters are relatively “very short,” Tuckatuck commented. “We now have [only] seven months of snow,” he lamented.

This is having a dramatic impact on the lives of Inuit and bears alike — and leading to more unwanted clashes between them, some even further south than Kuujjuarapik.

A polar bear was spotted in 2010 in Shamattawa, Manitoba, about 400 kilometers south of Hudson Bay.

In the Nunavut hamlet of Taloyoak, six intrepid polar bears had to be put down in the past three months after wandering into the community.

“They’re not cuddly little Coca-Cola bears,” Bob Lyall, of the local Hunters and Trappers Organization, told Canadian media. “They’re hungry bears coming through town and looking for food.”

In Kuujjuarapik, Inuit hunters have also had to search elsewhere than ice floes for food.

The bay ice, Tuckatuck said, “can break up [underfoot] at any time.”

Hunters cannot safely venture onto the ice in search of seals or beluga whales, and so they have turned their sights inland on caribou — marking a major cultural shift away from the ice that long sustained their people.



‘Climate bomb’

In his bright yellow ski pants and parka, Tuckatuck recalls the effects of global warming started to be felt here in the 1980s, long before nations began negotiations to cut greenhouse gas emissions linked to the phenomena.

That’s when people here started noticing a change in “the timing of the ice [forming], the timing of melting,” said Tuckatuck.

Scientists are now worried that the thinning permafrost — perennially frozen ground covering 24 percent of exposed land in the Northern Hemisphere — could trigger catastrophic climate change.

“This could be a climate bomb,” said Florent Domine, part of a joint research team formed by France’s National Center for Scientific Research and Laval University in Quebec to study Arctic ecosystems.

Squatting in deep snow in minus 25 degrees Celsius, the French researcher deploys his instruments in a peat bog a short helicopter trip from Kuujjuarapik.

“If the permafrost thaws quickly, the carbon dioxide and methane it contains will be released into the atmosphere, exacerbating global warming,” he explained.

It is a not yet fully understood threat. The UN Intergovernmental Panel on Climate Change’s climate projections do not include permafrost emissions.

But Domine said CO2 released from thawing permafrost could double the increase in average global temperatures, which are forecast by the IPCC to rise by four degrees by the end of the century.

He and his team are monitoring the decomposition of ancient plant matter, which are releasing greenhouse gases into the atmosphere from an increasing number of ponds created by thawing permafrost.

With little to be done to forestall this climate anomaly, polar residents see “no choice but to adapt to the changes,” according to Tuckatuck.

The upside, he said with a grin, is that Arctic fish stocks are more plentiful.

Polar bears, meanwhile, are finding love in new places, mating with their cousins the Grizzly.

DNA testing confirmed the existence of hybrids in 2006, after a strange-looking bear was shot by a hunter in the Northwest Territories.


Plastic Bag Diet Movement for Better Environment


When we go shopping in a supermarket or department store, we’re usually given a plastic bag at check out, but did you know that the use of plastic bags is pretty harmful for the environment? It can cause so much damage, such as flood, excessive use of energy, and even the death of marine ecosystem.


To reduce the use of plastic bags, the Plastic Bag Diet Movement (Gerakan Diet Kantong Plastik) is trying to educate the communities to wisely use plastic bag. This movement was established in early 2013 by a group of institutions, such as Change.org, Ciliwung Insitute, Earth Hour Indonesia, Plastic Detox, etc that care about the environment.


Their main campaign encourages people to use their own fabric bag for shopping. If they still want to use plastic bag, try to reuse the plastic bag as long as possible, so it will reduce the consumption of plastic.

Not only that, the Plastic Bag Diet Movement also has 5 campaign programs. There are #WisataPlastik, #RampokPlastik, #Pay4Plastic, #HeadBagMob, and #TshirtBag. For example, #WisataPlastik is an activity where people can explore the Ciliwung River by boat and picking up the trash on the river.


Senin, 17 November 2014

Pendekatan Atribut



Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Kelvin Lancaster pada tahun 1966. Teori-teori sebelumnya menggunakan asumsi bahwa yang diperhatikan oleh konsumen adalah produknya, maka pendekatan atribut ini didasarkan pada asumsi bahwa perhatian konsumen buka terhadap produk secara fisik, melainkan lebih ditujukan kepada atribut produk yang bersangkutan. Pendekatan ini menggunakan analisis utilitas yang digabungkan dengan analisis kurva indiferens. Yang dimaksud dengan atribut suatu barang adalah semua jasa yang dihasilkan dari penggunaan dan atau pemilikan barang tersebut. Atribut sebuah mobil antara lain meliputi jasa pengangkutan, pretise, privacy, keamanan, kenyamanan, dan sebagainya.

Dalam pendekatan atribut diasumsikan bahwa rumah tangga yang telah membagi-bagi anggaran untuk tiap kelompok kebutuhan. Misalnya untuk sandang, pangan, perumahan, kesehatan, dan sebagainya. Persoalan selanjutnya ialah bagaimana jumlah anggaran untuk makan didistribusikan di antara berbagai pilihan makanan, bagaimana jumlah anggaran untuk sandang dialokasikan, berapa banyak yang digunakan untuk membeli baju, sepatu, dan sebagainya.

Konsumen mendapatkan kepuasan dari pengkonsumsian atribut. Namun demikian, konsumen harus membeli produk untuk memperoleh atribut tersebut. Jadi, produk itu merupakan alat untuk menyampaikan atribut dalam proses konsumsi. Setiap barang memberikan satu atribut atau lebih dalam suatu perbandingan tertentu.

Sebagai contoh yang melukiskan seorang konsumen yang biasa makan di luar rumah di enam restoran (A, B, C, D, E, dan F). Atribut pada 6 restoran tersebut digambarkan pada tabel di bawah ini.

Tabel
Atribut dan Harga Makan di Enam Restoran
Restoran
Harga per makan ($)
Derajat atribut
Rasio nyaman/lezat
Makan per $100
Nyaman
Lezat
A
22,22
89
22
4,05
4,50
B
25,00
94
50
1,88
4,00
C
27,30
76
86
0,88
3,66
D
26,47
57
90
0,63
3,78
E
18,95
18
72
0,25
5,28
F
19,74
10
77
0,13
5,07
Sumber: Evan J. Douglass, fourth edition, Managerial Economics: Analysis and Strategy, (New Jersey: Prentice-Hall International, 1992, hal.85

Seberapa banyak suatu barang itu harus dibeli ditentukan oleh besarnya anggaran dan harga barang yang bersangkutan. Dari tabel di atas dengan anggaran $100 konsumen tersebut mendapatkan dari restoran A sebanyak (4,5 x 89) = 400,5 satuan atribut kenyamanan suasana restoran dan 4,5 x 22 = 99 satuan atribut kelezatan makanan. Demikian pula dari restoran B, C, D, E. Dan F diperoleh jumlah satuan atribut dengan cara yang sama.


Sumber:



http://literaturekonomi.blogspot.com/2014/01/analisis-perilaku-konsumen-melalui.html